MANAJEMEN
KURIKULUM PENDIDIKAN
MAKALAH
Disusun Guna
Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Manajemen
Pendidikan
Dosen
Pengampu: Dr. H. Fatah Syukur NC, M.Ag
Disusun
oleh:
Mustaghfiroh 093211044
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2012
MANAJEMEN
KURIKULUM PENDIDIKAN
I.
PENDAHULUAN
Dewasa ini
studi tentang manajemen kurikulum semakin mendapat perhatian dari kalangan
ilmuwan yang menekuni bidang pengembangan kurikulum, teknologi pendidikan dan
administrasi pendidikan. Studi ini diangap menempati bagian terpenting dalam
studi pengembangan kurikulum dan administrasi pendidikan. Hal ini wajar, sebab
kurikulum adalah komponen yang penting dan merupakan alat pendidikan yang
sangat vital dalam kerangka system pendidikan nasional. Oleh sebab itu setiap
institusi pendidikan baik formal maupun nonformal, harus memiliki kurikulum
yang sesuai dan serasi, tepat guna dengan kedudukan, fungsi dan peranan serta
tujuan lembaga tersebut.
Oleh karena
itu, manajemen kurikulum sangat penting untuk kelancaran proses belajar
mengajar. Maka, penulis akan mengulas sedikit tentang manajemen kurikulum.
II.
RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang:
a)
Apa pengertian manajemen kurikulum pendidikan?
b)
Apa manfaat manajemen kurikulum pendidikan?
c)
Apa saja ruang lingkup manajemen pengembangan kurikulum?
d)
Bagaimana penerapan manajemen kurikulum dan system pembelajaran?
III.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian manajemen kurikulum
Secara etimologi, “manajemen ” berasal dari kata to manage
yang berarti mengatur. Sedangkan secara terminology, ada beberapa definisi
tentang manajemen yang dikemukakan oleh beberapa ahli, antara lain:
a.
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber
daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk
mencapai suatu tujuan tertentu (Hasibuan).
b.
Management is district process consisting of planning, organizing,
actuating, and controlling performed to determine and accomplish stated
objectives by the use of human being and other resourcess. (GR Terry)
Manajemen
adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan
serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber
daya manusia dan sumber-sumber lainnya.
c.
Management is getting things done through people. In bringing about
this coordinating of group activity, the manager plans, organizes,staffs,
direct, and control the activites other people. (Harold Koonts dan Cyril O’Donnel)
Manajemen
adalah usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. Dengan
demikian manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain yang
meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan dan
pengendalian.
d.
Management is general refers
to planning, organizing, controlling, staffing, leading, motivating,
communicating, and decision making activities performed by any organization in
order to coordinate the varied resources of the enterprise so as to bring an
efficient creation of some product or service. (Andrew F.Sirkula)
Manajemen pada
umumnya dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian,
pengendalian, penempatan, pengarahan, pemotivasian, komunikasi dan pengambilan
keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk
mengorganisasikan berbagai sumber daya yang dimiliki perusahan sehingga akan
dihasilkan suatu produk atau jasa secara efisien.[1]
Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen
adalah suatu proses melaksanakan fungsi-fungsi manajemen untuk mencapai tujuan
organisasi yang efektif dan efisien.
Istilah kurikulum berasal dari bahasa
Yunani yang terdiri dari kata curir yang berarti “pelari” dan curere yang berarti “ tempat berpacu”, sehingga curriculum diartikan “ jarak yang
harus ditempuh oleh pelari” (dalam istilah olah raga). Sedangkan dalam istilah
pendidikan diartikan sebagai kumpulan mata pelajaran yang harus ditempuh
anak/peserta didik guna memperoleh ijazah atau menyelesaikan pendidikanya.[2]
Kurikulum adalah program pendidikan yang disediakan oleh lembaga
pendidikan (sekolah) bagi siswa. Berdasarkan program pendidikan tersebut siswa
melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga mendorong perkembangan dan
pertumbuhannya sesuai dengan tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, dengan program kurikuler
tersebut, sekolah atau lembaga pendidikan menyediakan lingkungan pendidikan
bagi siswa untuk berkembang. Itulah sebabnya, kurikulum disusun sedemikian rupa
yang memungkinkan siswa melakukan beraneka ragam kegiatan belajar. Kurikulum
tidak terbatas pada jumlah mata pelajaran, namun meliputi segala sesuatu yang
dapat mempengaruhi perkembangan siswa, seperti bangunan sekolah, alat
pelajaran, perlengkapan sekolah, perpustakaan, karyawan tata usaha,
gambar-gambar, halaman sekolah dan lain-lain.[3]
Dalam perspektif
kebijakan pendidikan nasional sebagaimana dapat dilihat dalam Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa: “Kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.[4]
Dari
beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana
program pendidikan yang disediakan bagi siswa yang berisi tentang tujuan, isi
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Secara
sederhana, manajemen kurikulum dapat diartikan sebagai proses pencapaian tujuan
sebuah kurikulum yang dilakukan sekelompok orang yang menjalankan fungsi-fungsi
manajemen, mulai dari proses perencanaan kurikulum, pengorganisasian
kurikulum, implementasi kurikulum hingga evaluasi atau control dari seorang
manajer atas kurikulum yang diterapkan di lembaga pendidikan. Manajemen dapat
dikatakan berjalan dengan baik apabila fungsi-fungsi manajemen dijalankan oleh
manajer dan anggotanya secara cooperative. Begitu pula apabila prinsip manajemen
diterapkan dalam kurikulum. Diharapkan fungsi-fungsi manajemen tersebut dapat
menciptakan sebuah kurikulum yang sesuai dengan sekolah bertaraf internasional.
Di dalam lingkungan sekolah, kepala sekolah adalah manajer yang berhak atas
penentuan dalam rangka pengambilan keputusan. Dengan menggunakan fungsi dan
prinsip manajemen, diharapkan kepala sekolah dapat mengambil keputusan yang
tepat untuk sebuah kurikulum yang sesuai dengan sekolah
bertaraf internasional.
bertaraf internasional.
B.
Manfaat atau pentingnya manajemen kurikulum
Pengembangan kurikulum harus dilandasi oleh manajemen berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan multidimensional sebagai berikut:
1.
Manajemen sebagai disiplin ilmu erat kaitannya dengan disipli ilmu
lainnya.
2.
Para pengembang kurikulum mengikuti pola dan alur piker yang
sinkron dengan pola dan struktur berpikir dalam manajemen.
3.
Implementasi kurikulum sebagai bagian integral dalam pengembangan
kurikulum membutuhkan konsep-konsep, prinsip-prinsip dan prosedur serta
pendekatan dalam manajemen.
4.
Pengembangan kurikulum tidak lepas bahkan sangat erat kaitannya
dengan kebijakan dibidang pendidikan, yang bersumber dari kebijakan pembangunan
nasional, kebijakan daerah, serta berbagai kebijakan sektoral.
5.
Kebutuhan bisnis di sector bisnis dan industry.[5]
Berdasarkan berbagai pertimbangan-pertimbangan diatas, maka manajemen
kurikulum sangat penting dilaksanakan.
C.
Ruang lingkup manajemen pengembangan kurikulum
Manajemen kurikulum merupakan hal terpenting dari studi kurikulum.
Para ahli pendidikan tentu telah mengetahui bahwa studi pengembangan kurikulum
merupakan suatu cabang disiplin ilmu pendidikan yang mengandung ruang lingkup
yang sangat luas. Studi ini bukan saja mencakup kegiatan mempelajari
dasar-dasarnya, tetapi juga mempelajari kurikulum yang dikembangkan dan
dilaksanakan pada semua jenjang pendidikan.
Manajemen pengembangan kurikulum pada dasarnya berkaitan dengan
studi administrasi pendidikan, dimana fungsi supervise telah tercakup
didalamnya. Untuk memudahkan kita mempelajari manajemen kurikulum maka ada
baiknya kita kembali pada fungsi-fungsi manajemen, yakni: perencanaan,
pelaksanaan, supervise, monitoring, dan evaluasi. Fungsi-fungsi lainnya seperti
pengorganisasian, penggerakan motivasi, koordinasi, pembiayaan dan material,
dimasukkan kedalam fungsi-fungsi pokok diatas.
a.
Perencanaan dan pengembangan kurikulum, dalam konteks ini akan
dipelajari masalah perencanaan kurikulum dan pengembangan selanjutnya penting
mendapat perhatian, karena terkait erat dengan factor-faktor mendasar, peran
berbagai pihak dan metodologi pengembangan itu sendiri, sehingga merupakan
suatu proses keseluruhan kegiatan dan pengembangan kurikulum.
b.
Pelaksanan kurikulum. Bidang ini penting dipelajari, sebab erat
kaitannya dengan keterlaksanaan kurikulum di sekolah atau lembaga pendidikan
dan latihan. Peran administrator (kepala sekolah) dan guru mendapat sorotan
lebih tajam, dalam artian administrative.
c.
Supervisi pelaksanaan
kurikulum. Bidang ini penting dibahas agak lebih mendasar dan meluas, sebab
erat kaitannya dengan upaya pembinaan dan pengembangan kemampuan personal
sekolah, yang mendapat tanggung jawab prose pelaksanaan kurikulum, dan dengan
cara bagaimana mereka seharusnya dipersiapkan agar mampu bertindak sebagai
supervisor.
d.
Pemantauan dan penilaian kurikulum. Bidang ini perlu dibahas karena
peran dan fungsinya sangat penting dalam rangka pengembangan, pelaksanaan,
supervise dan perbaikan kurikulum.
e.
Perbaikan kurikulum. Bidang ini penting mendapat perhatian sebab
erat kaitannya dengan upaya membina relevansi pendidikan dan peningkatan mutu
pendidikan sejalan dengan perkembangan masyarakat secara menyeluruh, yang pada
akhirnya dapat dikembangkan suatu kurikulum yang lebih baik.
f.
Desentralisasi dan sentralisasi pengembangan kurikulum perlu dikaji
lebih lanjut berkaitan dengan desentralisasi pengelolaan pendidikan oleh
pemerintah daerah.
g.
Masalah ketenagaan dalam pengembangan kurikulum serta model kepemimpenan
yang serasi pada konteks masyarakat yang berkembang dinamis dewasa ini.[6]
D.
Manajemen kurikulum dan system pembelajaran
Manajemen kurikulum dan system pembelajaran meliputi kegiatan
perencanaan, pelaksanan, dan penilaian serta keseluruhan proses penyelenggaraan
yang bertujuan agar seluruh kegiatan pembelajaran terlaksana secara berhasil
guna dan berdaya guna.
Secara oprasional, manajemen kurikulum dan system pembelajaran
menyangkut tiga fungsi manajerial, yaitu perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian.
1.
Perencanaan menyangkut penetapan tujuan dan memperkirakan cara
pencapaian tujuan tersebut. Perencanaan merupakan fungsi sentral dari
administrasi pembelajaran dan harus berorientasi ke masa depan. Dalam
pengambilan dan pembuatan keputusan tentang proses pembelajaran, guru sebagai
manajer pembelajaran harus melakukan berbagai pilihan menuju tercapainya tujuan.
Guru sebagai manajer pembelajaran harus mampu mengambil keputusan yang tepat
untuk mengelola berbagai sumber, baik sumber daya, sumber dana, maupun sumber
belajar untuk mencapai tujuan proses pembelajaran yang telah ditetapkan.
2.
Pelaksanaan atau sering juga disebut implementasi adalah proses
yang memberikan kepastian bahwa proses belajar mengajar telah memiliki sumber
daya manusia dan sarana prasarana yang diperlukn, sehingga dapat mencapai
tujuan yang diinginkan. Dalam fungsi pelaksanaan ini termasuk didalamnya
kegiatan pengorganisasian dan kepemimpinan yang melibatkan penentuan berbagai
kegiatan, seperti pembagian pekerjaan kedalam berbagai tugas khusus yang harus
dilakukan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Dalam fungsi manajerial pelaksanaan
proses pembelajaran, selain tercakup fungsi pengorganisasian terdapat pula
fungsi kepemimpinan. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Dubrin (1990), bahwa
fungsi pelaksanaan merupakan fungsi manajerial yang mempengaruhi pihak lain
dalam upaya mencapai tujuan, yang akan melibatkan berbagai proses antarpribadi,
misalnya bagaimana memotivasi dan memberikan ilustrasi kepada peserta didik,
agar mereka dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
3.
Pengendalian atau ada juga yang menyebut evaluasi. Pengendalian
bertujuan menjamin kinerja yang dicapai sesuai dengan rencana atau tujuan yang
telah ditetapkan. Dalam proses manajerial
perlu dibandingkan kinerja actual dengan kinerja yang telah ditetapkan
(kinerja standar). Guru sebagai manajer pembelajaran harus mengambil
langkah-langkah atau tindakan perbaikan apabila terdapat perbedaan yang
signifikan atau adanya kesenjangan antar proses pembelajaran actual didalam
kelas dengan yang telah direncanakan.[7]
Selain itu, seorang manajer diharapkan dapat membimbing dan
mengarahkan serta melakukan pengawasan dalam pelaksanaannya. Dan seorang
manajer diharapkan juga untuk tidak membatasi diri pada pendidikan, dalam arti
ia harus menghubungkan program-program madrasah atau sekolah dengan seluruh
kehidupan peserta didik, kebutuhan masyarakat dan dunia usaha.
Dalam buku lain dijelaskan beberapa kegiatan manajemen kurikulum
yang dititikberatkan pada usaha-usaha penbinaan situasi belajar-mengajar di
sekolah agar selalu terjamin kelncarannya.
Kegiatan manajemen kurikulum yang terpenting dapat disebutkan dua
hal yakni:
a.
Kegiatan yang amat erat kaitannya dengan tugas guru.
Kegiatan
ini meliputi:
1.
Pembagian tugas mengajar.
2.
Pembagian tugas atau tanggung jawab dalam membina ekstrakurikuler.
3.
Koordinasi penyusunan persiapan mengajar.
b.
Kegiatan yang erat kaitannya dengan proses belajar mengajar.
Kegiatan
ini meliputi:
1.
Penyusunan jadwal pelajaran
2.
Penyusunan program (rencana) berdasarkan satuan waktu tertentu (caturwulan,
semester, tahunan).
3.
Pengisian daftar kemajuan murid.
4.
Penyelenggaraan evaluasi hasil belajar.
5.
Laporan hasil evaluasi.
6.
Kegiatan bimbingan penyuluhan.[8]
Untuk menjamin efektifitas pengembangan kurikulum dan system
pembelajaran, kepala sekolah sebagai pengelola program pembelajaran bersama
tenaga kependidikan lain harus menjabarka isi kurikulum secara lebih rinci dan
oprasional ke dalam program tahunan, semester dan bulanan. Adapun program
mingguan wajib dikembangkan oleh guru sebelum melakukan kegiatan pembelajaran.
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
a)
Tujuan yang hendak dicapai harus jelas, makin oprasional tujuan,
makin mudah terlihat dan makin tepat program yang dikembangkan untuk mencapai
tujuan.
b)
Program harus sederhana dan fleksibel.
c)
Program-program yang dikembangkan harus sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan.
d)
Program yang dikembangkan harus menyeluruh dan jelas pencapaiannya.
e)
Harus ada koordinasi antarkomponen pelaksana program di madrasah
atau sekolah.[9]
Oleh karena itu perlu dilakukan pembagian tugas tenaga
kependidikan, penyusunan kalender pendidikan dan jadwal pelajaran, pembagian
waktu yang digunakan, penetapan pelaksanaan evaluasi belajar, penetapan
penilaian, penetapan norma kenaikan kelas, pencatatan kemajuan peserta didik,
serta peningkatan pembelajaran dan pengisian waktu jam kosong.
IV.
ANALISIS
Dewasa ini etos
profesionalisme dan asas kemapanan sudah menjadi keharusan dalam setiap lembaga
public service, temasuk lembaga pendidikan.
Hal ini karena tidak
lepas bahkan sangat erat kaitannya dengan kebijakan dibidang pendidikan, yang
bersumber dari kebijakan pembangunan nasional, kebijakan daerah, serta berbagai
kebijakan sektoral.
Kecenderungan pemerintah yang menitik beratkan mekanisme
pasar sebagai landasan kebijakan,
mengharuskan tiap-tiap penyelenggara pendidikan formal untuk mengikuti ritme trend
sosial dan perkembangan teknologi informasi untuk mempertahankan peningkatan
mutu pendidikan serta pencapaian tujuan sebuah kurikulum. Sebab, jika suatu
lembaga pendidikan hari ini masih mengesmpingkan aspek-aspek di atas dapat
dipastikan lembaga tersebut lambat laun akan lebur tergerus perubahan zaman dan
akhirnya akan runtuh.
Mengingat
kebutuhan pola pikir yang terstuktur dalam peningkatan mutu pendidikan yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan, supervisi,
monitoring, dan evaluasi. Fungsi-fungsi lainnya seperti pengorganisasian,
penggerakan motivasi, koordinasi, pembiayaan dan material maka pemangku pengendali utama satuan
pendidikan (dalam hal ini kepala sekolah) wajib meng up grade dan merekayasa sistem pendidikan yang ia pangku sedemikian rupa agar daya tawarnya sesuai
kebutuhan pasar sehingga proses kegiatan pembelajaran dapat terus berjalan dan
berkembang.
Selain kebutuhan
pasar aspek sosio-kultural juga patut
menjadi pertimbangan dalam pemilihan menejemen kurikulum. Hal ini untuk
menhindari adanya miskonstelasi antara tujuan pendidikan dan mplementasi
stategi pendidikan. Sebab jika hal ini tidak di indahkan maka sbaik apapun
bentuk planning dari satuan pendidikan tersebut hanya akan berbuah
kesia-sian dan lagi-lagi peserta didiklah yang akan menjadi korban dari mala
praktik manajemen pendidikan tersebut.
V.
KESIMPULAN
Secara sederhana, manajemen kurikulum
dapat diartikan sebagai proses pencapaian tujuan sebuah kurikulum yang
dilakukan sekelompok orang yang menjalankan fungsi-fungsi manajemen, mulai dari
proses perencanaan kurikulum, pengorganisasian kurikulum, implementasi
kurikulum hingga evaluasi atau control dari seorang manajer atas kurikulum yang
diterapkan di lembaga pendidikan. Manajemen dapat dikatakan berjalan dengan
baik apabila fungsi-fungsi manajemen dijalankan oleh manajer dan anggotanya
secara cooperative. Begitu pula apabila prinsip manajemen diterapkan dalam
kurikulum.
Beberapa menfaat atau
pentingnya manajemen pengembangan kurikulum antara lain:
1.
Manajemen sebagai disiplin ilmu erat kaitannya dengan disipli ilmu
lainnya.
2.
Para pengembang kurikulum mengikuti pola dan alur piker yang sinkron
dengan pola dan struktur berpikir dalam manajemen.
3.
Implementasi kurikulum sebagai bagian integral dalam pengembangan
kurikulum membutuhkan konsep-konsep, prinsip-prinsip dan prosedur serta
pendekatan dalam manajemen.
4.
Pengembangan kurikulum tidak lepas bahkan sangat erat kaitannya
dengan kebijakan dibidang pendidikan, yang bersumber dari kebijakan pembangunan
nasional, kebijakan daerah, serta berbagai kebijakan sektoral.
5.
Kebutuhan bisnis di sector bisnis dan industry.
Untuk mengetahui ruang lingkup manajemen pengembangan kurikulum, maka ada baiknya kembali mengingat pada fungsi-fungsi manajemen yakni: perencanaan, pelaksanaan, supervise,
monitoring, dan evaluasi. Fungsi-fungsi lainnya seperti pengorganisasian,
penggerakan motivasi, koordinasi, pembiayaan dan material, dimasukkan kedalam
fungsi-fungsi pokok diatas.
VI.
PENUTUP
Demikianlah makalah yang dapat penulis susun. Penulis menyadari
bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran selalu
penulis harapkan. Akhir kata, penulis minta maaf apabila terdapat kesalahan.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, Oemar Manajemen
Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010
Khaerudin, Kurikulum Satuan Pendidikan Madrasah,
Jogjakarta : Pilar Media, 2007
Mulyasa, Pedoman Manajemen Berbasis Madrasah, Bandung: 2003
Syukur, Fatah Manajemen Pendidikan Berbasis pada madrasah,Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2011
Suryossubroto,
Manajemen Pendidikan di Sekolah, Jakarta, PT Rineka Cipta, 2004