Jumat, 30 Maret 2012

penelitian linguistik


TUGAS LINGUISTIK
NAMA: MUSTAGHFIROH
NIM : 093211044
PRODI: PBA



I. LATAR BELAKANG
Dewasa ini bahasa hanya dijadikan sebagai identitas diri tanpa menghiaraukan apakah bahasa tersebut mempunyai makna, perbedaan bunyi dan structural yang baik. Padahal, bahasa itu sendiri mempunyai jati diri yang sangat mengagumkan bila para penggunanya mampu memahami dengan baik. Letak pengagumannya terdapat pada para pengucap atau pemakainya, hal itu disebabkan karena bahasa yang keluar dari mulut si pengucap itu ada banyak variasi dan keunikan.
Dari banyak kalimat atau kata yang keluar dari mulut si pengucap, semuanya itu bersifat unik, keunikan itu di pengaruhi oleh kondisi yang memungkinkan pembicara berkata demikian. Paling tidak komunitas tertentu mempunyai kekhasan dalam melafalkan suatu bahasa, jadi tidak bisa dipungkiri sekiranya ada perbedaan dalam berbahasa dari segi makna, bunyi sampai pada tekanan nadanya.
Oleh karena itu, keunikan itu menggugah saya untuk meneliti atau mengamati keunikan-keunikan tersebut. Khususnya percakapan atau  perbedaan bunyi antara sekumpulan orang yang satu dengan yang lain dalam perbedaan lingkungan dan pendidikan.
Hal ini saya anggap penting karena bunyi-bunyi bahasa yang kita dengar sehari-hari, itu sudah dianggap hal yang biasa tanpa menghiraukan apakah bunyi itu ada factor yang menyebabkan keunikan dalam pelafalannya. Padahal pelafalan dan tekanan bunyi yang keluar dari mulut pembicara merupakan aspek keterpengaruhannya terhadap situasi dan kondisi, dalam artian situasi dan kondisi yag membuat sipengucap berkata, bernada dan bermakna demikian.
Tujuan dari penelitian ini dengan maksud, untuk melatih kita untuk selalu peka dalam menaggapi atau mensikapi suatu bentuk bahasa yang keluar dari mulut si pengucap. Apakah itu bersifat makna, bunyi sampai pada tekanan nadanya.

II. LANDASAN TEORI
Fonetik adalah cabang kajian linguistik yang meniliti bunyi-bunyi bahasa tanpa melihat apakah bunyi-bunyi itu dapat membedakan makna kata atau tidak. Hal ini berbeda dengan fonemik yang meneliti bunyi-bunyi bahasa dengan melihat bunyi itu sebagai satuan yang membedakan makna kata.
Kemudian, berdasarkan dimana beradanya bunyi bahasa itu sewaktu di kaji, di bedakan adanya tiga macam fonetik, yaitu fonetik artikulatoris , fonetik ajkustik dan fonetik auditoris . sewaktu bunyi itu berada dalam proses produksi di dalam mulut penutur, dia menjadi objek kajian fonetik artikulatoris atau fonetik organis. Sewaktu bunyi bahasa itu berada atau sedang merambat di udara menuju telinga pendengar , dia menjadi objek kajian fonetik akustik. Lalu, sewaktu bunyi bahasa itu sampai atau berada di telinga pendengar , dia menjadi objek kajian fonetik auditoris. Dari ketiga macam fonetik itu akan di jelaskan sebagai berikut :
1. Fonetik artikulatoris di sebut juga fonetik organis atau fonetik fisiologis meniliti bagian bunyi-bunyi bahasa itu di produksi oleh alat-alat ucap manusia . pembahasannya, antara lain meliputi alat-alat ucap yang digunakan dalam memproduksi bunyi bahsa itu; mekanisme arus udara yang digunakan dalam memproduksi bunyi bahasa; bagaimana bunyi bahasa itu dibuat; mengenai klasifikasi bunyi bahasab yang dihasilkan serta criteria apa yang digunakan; mengenai silabel; dan juga unsure-unsur atau cirri-ciri suprasegmental, seperti tekanan, jeda, durasi dan nada.
2. Fonetik akustik, yang objeknya adalah bunyi bahasa ketika merambat di udara, antara lain membicarakan: gelombang bunyi beserta frekuensi dan kecepatannya ketika merambat diudara, spectrum, tekanan dan intensitas bunyi. Juga mengenai skala decibel, resonansi, akustik produksi bunyi, serta pengukuran akustik itu. Kajian fonetik akustik itu lebih mengarahkepada kajian fisika dari pada kajian linguistic, meskipun linguistic memiliki kepentingan didalamnya.
3. Fonetik auditoris meneliti bagaimana bunyi-bunyi bahasa itu “di terima”  oleh telinga, sehingga bunyi-bunyi itu dengar dan dapat di fahami. Dalam hal ini tentunya pembahasan mengenai struktur dan fungsi alat dengar, yang disebut telinga itu bekerja. Bagaiman mekanisme penerimeen bunyi bahasa itu, sehingga bisa dipahami. Oleh karena itu, kiranya kajian fonetik auditori lebih berkenaan dengan ilmu kedokteran, termasuk kajian neurology.
Dari ketiga jenis fonetik itu jelas, yang paling berkaitan dengan ilmu linguistik adalah fonetik artikulatorik karena fonetik ini sangat berkenaan dengan masalah bagaimana bunyi bahasa itu di produksi atau di hasilkan. Sedangkan fonetik akustik lebih berkenaan dengan kajian fisika, yang di lakukan setelah bunyi-bunyi itu di hasilkan dan sedang merambat di udara. Kajian mengenai frekuansi dan kecepatan gelombang bunyi adalah kajian bidang fisika bukan bidang linguistik . begitupun kajian linguistic auditoris lebih berkaitan dengan ilmu kedokteran daripada linguistik. Kajian mengenai setruktur dan fungsi telinga jelas merupakan bidang kedokteran.



III. HASIL PENELITIAN
A. Pekerja Kantoran
Analisis dan Pembahasan
Bunyi bahasa yang diucapkan para pekerja kantoran ini bersifat lembut, teratur dan nadanya rendah. Hal ini disebabkan karena adanya pengaruh lingkungan atau tempat dimana mereka bekerja
Rendahnya bunyi yang keluar dari alat ucap para pekerja itu dipengaruhi atau terkait dengan  keadaan dalam komunitas atau lingkungannya, dimana tempat mereka bekerja didalam ruangan yang tidak begitu luas, Sehingga tidak diperlukan pengerasan suara atau nada yang tinggi antara pekerja yang satu dengan yang lainnya. Dengan suara yang biasa-biasa saja atau nada yang rendah saja mereka dapat mendengar dengan jelas dan dapat berkomunikasi dengan baik.
Contohnya: ketika dalam pertemuan atau meeting, para pekerja atau pegawai saling berkumpul dalam ruangan tertutup, mereka tidak perlu bersuara dengan nada yang tinggi dan keras dikarenakan ruangan tempat mereka bertemu tidak luas, dan dalam kondisi yang tenang. Dan bila ada seseorang yang datang ke kantor, maka serta merta para pegawai bertanya “ada yang bisa saya bantu?”. Dan mereka pun bertanya dengan bahasa yang ramah,  halus serta teratur.
B. Pedagang Pasar.
Analisis dan Pembahasan
Bunyi bahasa yang dihasilkan para pedagang di pasar  ini bersifat keras, tidak teratur dan kadang disertai dengan emosi. Hal ini disebabkan karena letak geografis dan komunitas manusianya yang menyebabkan demikian.
Kerasnya bunyi yang keluar dari mulut si pengucap tidak lepas dari kondisi alam sekitarnya, yaitu kondisi pasar yang selalu penuh dengan manusia yang beraneka ragam watak dan sifatnya. Arus bunyi yang keluar dari mulut akan terbawa atau terganggu oleh berisiknya suasana pasar yang selalu ramai. Bilamana seseorang berbicara pelan mungkin  lawan bicaranya agak kesusahan dalam memahami dan menangkap bunyi itu.
Contoh: ketika ada seseorang yang masuk ke pasar, maka serta merta para pedagang menawarkan dagangannya dengan kalimat “mau beli apa mbak/ibu?”. Dan disini pengucapannya penuh dengan suara keras sambil berteriak dan tidak teratur.
C. Pekerja Kondektur (Angkutan Umum).
Analisis dan Pembahasan
Seperti yang diketahui bahwasanya seorang kondektur itu terbiasa mengucapkan kata-kata yang berhubungan dengan arah dan aba-aba dalam perjalanan. Dari situlah, bunyi bahasa yang keluar dari mulut si kondektur bersifat singkat, tepat dan keras. Hal itu, disebabkan karena situasi dan kondisi yang dihadapi si kondektur.
Dikatakan singkat, tepat dan terulang-ulang, karena posisi mobil yang selalu di aba-abai dan membutuhkan kode-kode yang bisa memahamkan si pengemudi. Contoh: ketika dalam perjalanan ada penumpang yang mau turun atau seseorang yang mau ikut naik, seorang kondektur memberikan kode pada pengemudi dengan kata-kata yang berbunyi “kiri-kiri” atau yang terbiasa dengan bahasa jawa biasanya menggunakan kata-kata “prei-prei”. Padahal kita tahu, kata-kata seperti itu digunakan untuk menunjukan arah atau suatu tempat, tetapi disini dipakai untuk pemberhentian penumpang.
Bunyi bahasanya dibilang keras karena kondisi mobil yang terus berada pada keramaian. Jadi, memungkinkan si kondektur berkata keras biar bisa didengar sipengemudi dan  menarik simpati penumpang agar bias tahu ketujuan mana mobil ini.
D. Anak Jalanan dan Anak berpendidikan
Analisis dan Pembahasan
Bahasa yang digunakan oleh anak jalanan ini cenderung kasar, tidak teratur  dan kurang sopan. Sedangkan bahasa yang digunakan anak berpendidikan lebih sopan dan tidak kasar. Hal ini disebabkan karena tempat mereka tinggal, komunitas mereka serta pendidikan yang mereka tempuh.
Contoh: cara ketika mereka memanggil sesorang entah itu teman atau orang dewasa yang mereka kenal dengan panggilan yang kurang sopan seperti “ cuyy dari mana loe? ” jika kita bandingkan dengan anak yang mengenyam pendidikan tentunya sangat berbeda, cara mereka memanggil seseorang lebih sopan baik dengan teman dekat ataupun dengan orang yang lebih tua.


























Tidak ada komentar:

Posting Komentar